Halaqah 91: Persaksian Bahwa Seseorang Penduduk Surga Atau Neraka (Bagian 1)

Halaqah yang ke-91 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah adalah tentang persaksian bahwa seseorang penduduk surga atau neraka bagian 1.
Masalah mempersaksikan, bersaksi bahwa seseorang ini termasuk penduduk surga atau penduduk neraka, mengatakan bahwasanya orang sholeh ini pasti dia masuk ke dalam surga, ini berartikan mempersaksikan bahwasanya orang sholeh masuk ke dalam surga atau mengatakan orang yang berzina ini pasti dia masuk ke dalam Neraka, boleh enggak yang demikian dalam Islam, ini yang ingin beliau sampaikan kepada kita beliau mengatakan,

وَلَا نَشْهَدُ عَلَى أَحَدٍ مِنْ أَهْلِ اَلْقِبْلَةِ بِعَمَلٍ يَعْمَلُهُ بِجَنَّةٍ وَلَا نَارٍ


Kita ahlussunnah atau kita sebagai seorang muslim tidak boleh mempersaksikan atas seseorang dari ahli kiblat di antara orang-orang Islam orang Islam itu dinamakan Ahlul kiblat karena mereka shalat ke arah kiblat yaitu ke arah baitullah. Maka orang Islam dinamakan dengan ahlu kiblat mereka shalat kearah kiblat/baitullah.

Tidak boleh kita mempersaksikan atas seorang muslim Karena sebab amalan yang dia amalkan dengan surga atau dengan neraka, seperti tadi karena kita melihat dia adalah orang yang sholeh kita bersaksi bahwa dia termasuk penduduk surga, atau dia melakukan kemaksiatan kemudian kita bersaksi bahwa penduduk Neraka, ini enggak mau Kenapa demikian karena kita tidak tahu tidak tahu akhir dari orang ini, dia sekarang Istiqomah kita tidak tahu apa yang terjadi besok dengan hati orang tersebut kita sekarang melihat dia berbuat maksiat kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, mungkin dia bertobat kepada Allah dan baik Islam dan juga imannya dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengabarkan

إنَّ أحدَكُم ليعملُ بعملِ أَهْلِ الجنَّةِ حتَّى ما يَكونُ بينَهُ وبينَها إلَّا ذراعٌ ثمَّ يسبِقُ علَيهِ الكتابُ فيُختَمُ لَهُ بعملِ أَهْلِ النَّارِ فيدخلُها ،


Sungguh salah seorang diantara kalian mengamalkan amalan penduduk Surga sehingga tidak tersisa jarak antara dia dengan Surga kecuali satu jengkal saja, Kemudian sudah didahului dengan kitab takdir akhirnya dia mengamalkan amal penduduk Neraka dan yang meninggal dan masuk kedalam Neraka, akhirnya adalah mengamalkan penduduk Neraka.

Ada orang yang sebelumnya muslim akhirnya murtad dan meninggal diatas kekufuran sebelumnya taat akhirnya kembali kepada kemaksiatan dan sebaliknya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga menggambarkan bahwa sebagian kalian ada yang awalnya melakukan amalan penduduk Neraka sehingga jaraknya sangat dekat tapi ternyata setelah itu Allah subhanahu wa ta’ala memberikan Hidayah mengamalkan amalan menurut Surga dan masuk ke dalam Surga nya Allah subhanahu wata'ala.

Kita tidak tahu apa yang terjadi pada diri seseorang sehingga memastikan dengan Surga dan Neraka ini tidak boleh bagi seseorang lalu apa yang kita lakukan

نَرْجُو لِلصَّالِحِ وَنَخَافُ عَلَيْهِ، وَنَخَافُ عَلَى اَلْمُسِيءِ اَلْمُذْنِبِ، وَنَرْجُو لَهُ رَحْمَةَ اَللَّهِ.


Untuk orang yang sholeh maka kita berharap, ya Ketika kita melihat orang yang sholeh itu berharap kepada Allah semoga orang ini masuk ke dalam Surga ya kita berharap dia masuk ke dalam Surga untuk memastikan dia penduduk Surga ini tidak bisa.

وَنَخَافُ عَلَيْهِ،


Dan kita takut atasnya.

Maksudnya adalah khawatir kalau sampai beliau tidak Istiqomah itu maksudnya, jadi kita berharap di satu sisi kita berharap semoga orang ini mendapatkan rahmat Allah masuk kedalam surganya Allah dan di waktu yang sama kita takut kalau sampai tidak Istiqomah dan ini seperti kalau kita berdoa diri kita sendiri ketika kita beramal saleh kita berhak Allah subhanahu wata'ala meberima dan diwaktu yang sama kita takut tidak Istiqomah di dalam beramal saleh di dalam keimanan dan juga keislaman.

Bagaimana dengan orang yang berbuat maksiat

وَنَخَافُ عَلَى اَلْمُسِيءِ اَلْمُذْنِبِ


Kita takut atas orang yang melakukan kesalahan dan juga dosa yaitu takut dia masuk ke dalam Neraka, khawatir dia masuk ke dalam Neraka dengan sebab perbuatan dosa tadi,

وَنَرْجُو لَهُ رَحْمَةَ اَللَّهِ


Dan di waktu yang sama kita mengharap memohon kepada Allah semoga Allah merahmati.

Kita khawatir dia akan diazab dan di waktu yang sama kita memohon kepada Allah menghadap kepada Allah semoga Allah merahmatinya mengampuni dosa orang tersebut memberikan Hidayah dan inj bagian dari rahmat Allah, memberikan dia Taufik untuk bertobat dan segera bertaubat kepada Allah.
***
[Materi halaqah diambil dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah]

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url