Barakah adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya.
Allāh ﷻ adalah Dzat yang berbarakah, artinya banyak kebaikannya.
Allāh berfirman:
Dan Allāh adalah Dzat yang memberikan keberkahan atau kebaikan kepada sebagian makhlukNya, sehingga makhluq tersebut menjadi makhluq yang berbarakah dan banyak kebaikannya.
Allāh berfirman :
’’Sesungguhnya rumah yang pertama yang Allāh letakkan bagi manusia untuk beribadah adalah yang ada di Makkah yang berbarakah dan petunjuk bagi seluruh alam‘’. (Āli ‘Imrān 96)
Ka’bah diberikan barakah oleh Allāh ﷻ dan cara mendapatkan barakahnya (kebaikannya) adalah dengan melakukan ibadah disana.
Allāh ﷻ juga berfirman :
’’Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qurān pada malam yang berbarakah, sesungguhnya Kami memberikan peringatan’’. (Ad-Dukhān 3)
Malam Laylatul Qadr adalah malam yang berbarakah dan cara mendapatkan barakahnya dan juga kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di malam tersebut.
Seorang ulama berbarakah dengan ilmunya dan juga dakwahnya, cara mencari keberkahannya dan juga kebaikannya adalah dengan menimba ilmu dari ulama tersebut.
Disana ada barakah yang sifatnya dzatiyah, yaitu dzat yang berbarakah, dimana barokah seperti ini bisa berpindah. Barokah jenis ini hanya Allāh berikan kepada para Nabi dan juga Rasūl.
Oleh karena itu, dahulu para shahābat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bertabarruk dengan:
· Bekas wudhū’ Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam
· Rambut Beliau
· Keringat Beliau
· Dan lain-lain.
Sepeninggal Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, mereka tidak melakukan hal ini kepada Abū Bakr dan ‘Umar dan para shahābat yang lain.
Dan ini menunjukan bahwasanya inilah kekhususan para Nabi dan juga para Rasul. Meminta barakah hanya kepada Allāh dan dengan cara yang disyari’atkan. Adapun meminta barakah dari Allāh dengan sebab yang tidak disyari’atkan seperti dengan:
– Mengusap dinding masjid tertentu
– Mengambil tanah kuburan tertentu
– Dan lain-lain
Maka ini termasuk dalam syirik kecil.
***